Re-charge Semangat Wirausaha di EXPO UKM Istimewa 2019



Tanggal 8 Februari kemarin saat scrolling feed IG akhirnya “terdampar’ di postingannya Mas Bowie @tips_fotografi tentang event di @plutjogja. Langsung cusss … meluncur ke IG dan websitenya PLUT Jogja dan langsung tertarik untuk mengikuti kelasnya Mas Bowie lagi. Bulan Agustus 2017 lalu pernah ikut kelas beliau juga soalnya, kala itu saat peringatan Hari UMKM Nasional, event Greget UMKM bertema ekonomi inklusif CIS-PLUT juga sayangnya karena waktu yang terbatas jadinya belum “puas” menggali ilmu tentang fotografi produk, dan meski ikut kelas online di Telegram juga tapi paling leluasa bagi saya ya ikut kelas fisik langsung, biar lebih enak saat menanyakan hal yang belum jelas. Mungkin karena tipe belajar saya memang lebih mudheng kalau dipraktekkan langsung yak. Yuk, saatnya berkunjung lagi ke PLUT-KUMKM (Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) D.I Yogyakarta / Dinas Koperasi UKM DI Yogyakarta


Lewat link pendaftaran workshopnya di bit.ly/fotodgsmartphone saya mengisi beberapa data yang diperlukan dari saya dan suami. Karena sebagai sesama pegiat UMKM kami merasa sangat perlu meningkatkan skill dan wawasan, terutama tentang spirit UMKM dan juga foto produk. Karena itulah kami selalu bersemangat mengupdate wawasan dengan ikut workshop semacam ini. 

Kamis 14 Februari saya berangkat dari Mungkid ke Srumbung, dengan tujuan menginap di kampung halaman agar bisa lebih dekat saat berangkat ke PLUT yang berlokasi di Jalan HOS Cokroaminoto 162 Yogyakarta, soalnya mengajak bayi dan hanya pakai motor. Tujuannya biar jarak tempuh lebih pendek karena Srumbung lebih dekat dengan Jogja. Jum’at 15 Februari akhirnya berangkat menuju PLUT bertiga, diantar suami Pak @muadibtamami, saya dan anak saya yang masih 17 bulan. Alhamdulillah perjalanan cukup lancar, meskipun kami agak terlambat sampai ke lokasi karena terkendala sesuatu. Sesampainya di PLUT-KUMKM, kami bertanya ke panitia Expo, di sebelah mana Workshop Smartphone Photography nya? Dan dijawab oleh panitia kalau acaranya ada di lantai atas (hari ini saya baru ngeh kalau di flyer workhop maupun link pendaftaran juga dah ditulis kalau acaranya di Aula. ugh, silly me).





Karena datang terlambat alhasil kami dapet barisan paling belakang, kursinya pun dah penuh semua. Ada mbak-mbak yang merelakan kursinya untuk saya karena kasihan karena saya nggendong bayi, untungnya sekejap kemudian mbak panitia sigap membawakan dua buah kursi untuk saya dan suami. Makasih ya mbak. (Sayangnya pas di bawah AC yang aliran udaranya kenceng dan dingin banget, sampai pak Suami balik ke parkiran buat ngambil jaket karena khawatir anak kami kedinginan).


Sesi tanya-jawab
Pas mulai nyimak materi, ternyata udah sampai topik tentang tipe-tipe kamera HP dan merk yang direkomendasikan tuk dipakai tuk mengulik Smartphone Photography. Smartphone punya banyak keunggulan dibanding kamera DSLR maupun kamera pro karena relatif terjangkau dan gampang dipakai. Karakter masing-masing smartphone ternyata bisa sangat berbeda, terutama perihal hasil foto dan teknik yang dipakai. RAM handphone kita, juga memorinya perlu dipilih yang besar karena sangat mendukung hasil yang maksimal. Untuk mendapatkan beberapa foto produk yang mampu mempresentasikan keunggulan produk nyatanya perlu puluhan bahkan ratusan bidikan foto. Sebuah foto yang terlihat simpel nyatanya butuh effort yang tidak mudah dan waktu yang cukup lama.

Fitur-fitur seperti HDR juga dikupas, tangkapan warna lebih detail dan mendekati warna asli namun sayang tidak bisa gerak dan saat menangkap produk dengan pewarna natural soft, cenderung warnanya agak meleset. Salah satu yang menarik adalah saat ditampilkan foto produk berupa topeng etnik, ternyata teknik yang dipakai untuk memposisikan agar topengnya ada di titik yang pas adalah dengan senar pancing, kemudian setelahnya diedit sehingga yang tampak kembali background polos. Selain itu ada juga foto Soto Ayam yang tampak begitu menggiurkan, lezat dan “mahal” nyatanya harganya cukup terjangkau. Styling, properti, lighting dan bidikan foto yang tepat mampu membuat tampilan Soto Ayam tersebut “naik kelas” dan seperti menu ala resto berbintang. Detail telur rebus, suwiran ayam, detail-detail lainnya dipersiapkan dengan rapi dan eksperimen berulang sampai ketemu tatanan terbaiknya.

Jalan-jalan ke sekitar aula
Ada pula pembahasan tentang foto produk sebuah brand minuman kemasan yang agak jarang ditemui di pasaran. Bagaimana merepresentasikan produk itu agar terlihat eksis? Agar sesuai dengan target market yang dituju oleh produsennya? ternyata dengan bantuan detail properti dan penataan, produk minuman tersebut menjadi lebih terlihat cheerful, segar dan menarik untuk diminum. Fokus gambar yang ingin kita perlihatkan ke audiens juga dikulik tuntas oleh Mas Bowie.

Beberapa info baru yang sangat bermanfaat bagi saya adalah tentang Keajaiban Warna, yakni jam-jam paling tepat untuk melakukan foto produk outdoor ternyata harus disesuaikan dengan warna dominan produk kita. Jam 7-9 pagi cocok untuk memfoto produk bertema warna pink, fuschia, magenta, biru, hijau dan ungu. Sedangkan untuk produk bercorak/berwarna orange-jingga, emas, sebaiknya lakukan foto produk jam 3-5 sore.

Momen terunik yang terjadi kemarin ya saat semua peserta mendongak ke atas langit-langit untuk memfoto lampu neon, gara-gara disoali oleh Mas Bowie, warna lampu di atas warna apa ya? Apakah putih ataukah warna lain? Dan ternyata hasil yang muncul di handphone kami enggak putih lho, melainkan sedikit biru kehijauan.
















Selanjutnya kami semua diajak tuk praktek langsung di luar aula. Sudah disiapkan meja dan background putih untuk belajar fotografi produk. Angle-angle yang direkomendasikan ternyata ada banyak ragam juga, disesuaikan dengan karakter produknya, seperti flatlay dan lain sebagainya. Sayangnya materi praktek langsung ini saya ga bisa full mengikuti karena lumayan “sumuk’’ alias gerah karena saking banyaknya peserta antusias yang ingin melihat step by step fotografi produk dengan smartphone.

Seusai workshop kami turun ke bawah karena Pak Suami bersiap-siap untuk sholat Jum’at, tapi saya sempatkan dulu untuk mengelilingi stand-stand expo dan belanja beberapa barang. Beberapa produk sangat menarik hati saya, seperti Abon Ikan Gabus, Sambal Telur Asin dan lain sebagainya. Kain-kain maupun produk fashion yang didisplay juga cantik-cantik dan sangat menarik. Sebenarnya saya juga mendaftar untuk ikut Seminar Peluang Bisnis Repackaging, namun karena ternyata suami harus kembali ke Mungkid sore itu akhirnya saya belum berkesempatan ikut seminar tersebut. 



Sepatu-sepatu nan cantik
Berkunjung ke expo maupun bazaar kayak gini, plus mengikuti aneka workshop yang diadakan emang manjur banget bagi saya dan suami untuk mengisi ulang semangat berwirausaha. Bergelut di bidang UMKM memang enggak mudah, tapi kecintaan kami pada dunia usaha dan inspirasi dari para wirausahawan keren sungguh jadi bahan bakar utama untuk maju. Sebagai pasangan yang memutuskan resign dari kerja kantoran demi fokus memperbesar skala usaha kami, sharing bersama sesama pelaku usaha, menambah ilmu dan relasi lewat event Expo seperti ini sangatlah bermanfaat. Menganalisa produk apakah yang paling diminati konsumen, kemasan apa yang cocok sampai strategi pemasaran yang efektif adalah PR kontinyu yang senantiasa memicu semangat untuk belajar. Berwirausaha memang betul-betul keren karena lewat inilah saya menemukan passion saya dan menekuni bidang crafting secara maksimal. Terima kasih CIS PLUT, program-program pendampingan UMKM sangatlah bermanfaat.


Layout booth expo

Area booth dengan tenda kerucut

Ada banyak banget varian minuman tradisional dan ekstrak rempah

Aneka kain dan kerajinan tangan nan cantik

Ragam makanan tradisional yang menggugah selera. 

vas super cantik dari kaca

Sempat ambil foto di photo booth a.k.a banner EXPO UKM Istimewa juga dong :)








Semoga bisa sering-sering berkunjung ke PLUT-KUMKM Jogja & Dinas Koperasi UKM DI Yogyakarta :) :)

(EXPO UKM Istimewa terlaksana pada tanggal 14-16 Februari 2018 di Halaman Komplek Dinas Koperasi UKM DI Yogyakarta Jl. HOS Cokroaminoto No. 162 Yogyakarta)

Komentar